Jika Kawan lahir di tahun 80-an atau awal 90-an, Kawan kemungkinan besar pasti tahu mainan yang satu ini. Namanya adalah bongkar pasang. Bongkar pasang atau nama lainnya adalah paper doll bisa juga disebut BP, merupakan salah satu mainan yang populer di kalangan anak perempuan yang besar di tahun 90-an.
Sama seperti namanya, boneka ini berbentuk 2 dimensi dan dicetak di kertas karton. Dalam satu lembar, biasanya terdapat 1 boneka dan beberapa baju serta aksesorinya.
BP sering dimainkan di halaman rumah atau di lingkungan sekolah setelah pulang sekolah. Suasana yang mendukung menjadikan tempat ini ideal untuk berkumpul dan bermain.
Anak-anak bisa saling menukar aksesori dengan aksesori temannya. Selain BP, permainan lain seperti kelereng juga menjadi favorit. Sama seperti BP, anak-anak bisa bersenang-senang di halaman rumah atau sekolah dengan bermain kelereng.
Kenangan bermain kelereng dan BP ini terasa begitu indah dan membuat kita kangen akan momen-momen tersebut. Dalam permainan ini, anak-anak berkumpul, bermain, tertawa, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan.
Seiring berjalannya waktu, kita menyaksikan hilangnya tradisi permainan anak-anak yang penuh warna, seperti BP dan kelereng di tahun 90-an. Kedua permainan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki manfaat signifikan dalam mengembangkan kreativitas, keterampilan sosial, dan nilai-nilai budaya.
Manfaat Permainan BP dan Kelereng
Permainan BP dan kelereng menciptakan kenangan berharga yang membentuk identitas mereka. Anak-anak belajar berkolaborasi, berbagi, dan berimajinasi saat mereka bermain.
Momen-momen sederhana tersebut justru memungkinkan interaksi langsung dan pengembangan diri yang lebih holistik. Generasi tahun 90 ingin memutar waktu kembali hanya untuk merasakan kesenangan saat bermain BP dan kelereng.
Selain itu, kedua mainan ini memberikan anak-anak kesempatan untuk menjalin persahabatan yang kuat. Kelereng bukan sekadar permainan biasa, melainkan ajang adu keterampilan dan strategi untuk mengalahkan lawan dan meraih sebanyak mungkin kelereng.
Dengan bermain kelereng, anak-anak berkumpul, melingkar di tanah yang dipenuhi tanda bulat tempat kelereng akan dilontarkan dengan jari, sambil berdebar menanti giliran. Sering kali, canda tawa serta seruan kegirangan pecah saat ada yang berhasil memukul kelereng lawan.
Dampak Perkembangan Teknologi
Dengan munculnya era digital dan berbagai gawai, dampak pada kreativitas, sosial, dan budaya semakin terasa. Meskipun teknologi menawarkan kemudahan dan akses informasi, banyak anak kini lebih terikat pada layar ketimbang berinteraksi langsung dengan teman sebaya.
Permainan tradisional seperti BP dan kelereng semakin terpinggirkan, mengakibatkan berkurangnya kesempatan bagi anak-anak untuk berlatih keterampilan sosial dan kreativitas. Tanpa pengalaman bermain yang mendidik dan mengasyikkan ini, generasi muda mungkin kehilangan bagian penting dari proses perkembangan mereka yang dulu kaya akan interaksi sosial dan eksplorasi kreatif.
Permainan BP dan kelereng adalah cerminan masa kecil yang bahagia bagi kalangan orang tahun 90. Kenangan indah, kreativitas, dan interaksi sosial merupakan efek nyata kedua permainan tersebut.
Di tengah dominasi era digital saat ini, penting bagi kita untuk mengenalkan permainan ini pada generasi muda sekarang agar dapat merasakan manfaat dan kebahagiaan yang ditawarkan. Terlebih lagi, anak sekarang dapat menemukan keseimbangan antara teknologi dan interaksi langsung yang bermakna dengan diperkenalkan kedua permainan tradisional ini.