
Siapa bilang hipertensi hanya menyerang orang tua saja? Gen Z si “remaja jompo” pun tak luput dari penyakit ini.
Gaya hidup yang serba cepat dan stres yang tinggi karena tekanan media sosial dan tuntutan akademis semakin memperburuk keadaan. Ditambah lagi, kebiasaan kurang tidur dan pola makan yang tidak sehat membuat generasi muda semakin rentan terhadap hipertensi.
Hipertensi ini tidak memandang usia ya teman-teman. Hipertensi bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Dalam artikel ini, mari kita bahas mengapa hipertensi bisa menyerang Gen Z, serta panduan praktis mengelola hipertensi agar bisa kita hindari dan kelola dengan baik.
Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi, atau yang lebih dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis saat tekanan darah dalam arteri secara konsisten lebih tinggi dari batas normal. Menurut dr. Rizal Fadli di halodoc.com, hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal (130/80 mmHg atau lebih).
Seseorang dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Nah, kondisi ini bisa terjadi bukan hanya dari faktor genetik, tapi juga dari faktor luar, seperti faktor kebiasaan atau faktor kesehatan diri.
Gejala Hipertensi

Hipertensi bisa dirasakan dengan memperhatikan gejala yang muncul pada tubuh kamu. Gejala yang dianggap sepele bisa menjadi tanda awal dari hipertensi.
Gejala ringan dari hipertensi yang umum yaitu berupa:
- sakit kepala;
- mimisan;
- masalah penglihatan;
- nyeri dada;
- telinga berdengung; dan
- sesak nafas.
Untuk gejala berat dari hipertensi, dapat dikenali dari gejala-gejala berikut:
- Kelelahan;
- Mual dan/atau muntah;
- Kebingungan;
- Merasa cemas;
- Nyeri pada dada;
- Tremor otot; dan
- Adanya darah dalam urine.
Baca juga: Apa itu Hipertensi? Gejala, Penyebab & Pengobatan
Cara Mengatasi Hipertensi

Hipertensi dapat dicegah dengan mengubah kebiasaan buruk kita. Meski terkadang dianggap sepele, hipertensi bisa berdampak buruk dan memicu penyakit-penyakit seperti stroke, gagal jantung, dan kerusakan ginjal.
Bahaya banget kan kalau diabaikan gitu aja? Buat kalian yang sudah mengalami gejala-gejala hipertensi atau yang masih merasa sehat-sehat saja, lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?
Dikutip dari dr. Johanes dan dr. Vito di ayosehat.kemkes.go.id, yuk simak beberapa cara mengatasi hipertensi dibawah ini.
- Olahraga teratur minimal 30 menit setiap hari atau 150 menit per minggu. Olahraga sehat yang mudah kita lakukan seperti senam aerobik, jalan atau berlari, bersepeda, serta berenang.
- Menjaga berat badan ideal dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengatur pola makan.
- Membatasi konsumsi garam tidak melebihi 1 sendok teh per hari. Selain itu juga kurangi mengkonsumsi makanan cepat saji ya! Karena makanan ini umumnya memiliki kandungan garam yang cukup tinggi.
- Konsumsi buah–buahan segar, sayuran, ikan, serta penggunaan minyak zaitun juga disarankan. Konsumsi kopi tanpa gula, teh hijau atau teh hitam juga dapat dilakukan.
- Menghindari kebiasaan merokok serta paparan terhadap asap rokok (perokok pasif).
- Menghindari konsumsi alkohol.
Baca juga: Cara Mengatasi Hipertensi
Mengelola hipertensi mungkin terkesan ribet yah, apalagi untuk si Gen Z yang biasa hidup serba praktis. Namun, kalau tidak dicegah dari sekarang, akan menjadi berbahaya dan makin merepotkan saat kemungkinan terburuk terjadi.
Dengan memahami gejala dan langkah-langkah praktis yang disebutkan di atas, kita bisa mengendalikan tekanan darah kita dengan pemahaman yang lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan. Ingat ya, Gen Z. Langkah kecil seperti mengatur pola makan, berolahraga secara teratur, dan mengelola stres untuk si kaum overthinking dapat memberikan dampak besar pada kesehatan kalian lho!
Kesehatan kita, investasi terbaik kita untuk masa depan yang baik. Tetap sehat dan semangat, Gen Z!