
Siapa yang tidak kenal dengan permainan bongkar pasang (BP)? Permainan role-play ini banyak diminati oleh anak-anak yang lahir di era tahun 1990-an sampai 2000-an. Permainan ini dimainkan dengan cara membongkar pasang figur dan barang boneka kertas sambil membuat skenario cerita pada setiap karakter.
Aktivitas pada permainan BP ini ternyata dapat menjadi cerminan pola asuh orang tua terhadap anak. Hal ini dikarenakan imajinasi anak pada saat membuat alur cerita pada karakter terbentuk dari apa yang mereka dapat dari pola asuh orang tua dan lingkungan sekitarnya. Seorang anak menyerap apa yang dia terima dari orang tuanya lalu merepresentasikan apa yang dia dapat.
Apa Itu Pola Asuh?
Sederhananya, pola asuh atau parenting diartikan sebagai cara orang tua memperlakukan anaknya. Dalam kata lain, pola asuh adalah cara orang tua mendidik dan membimbing anak-anaknya sesuai nilai yang dianut, norma, dan budaya untuk menjadi pribadi yang baik.
Pola asuh setiap orang tua pastinya beragam. Berikut 4 jenis pola asuh pada anak.
-
Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif membiarkan seorang anak bebas dalam menjalani kehidupannya. Orang tua cenderung mengikuti semua keinginan anaknya tanpa ada larangan. Pola asuh ini juga menunjukkan orang tua yang memanjakan anaknya dan memberikan dorongan kepada anaknya untuk melakukan apa yang mereka inginkan.
Pada pola asuh ini, seorang anak bisa bebas melakukan eksplorasi terhadap apa yang ingin ia lakukan. Namun, dampak negatifnya adalah seorang anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tidak disiplin, tidak bisa menghargai aturan, dan cenderung agresif.
-
Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini merupakan kebalikan dari pola asuh permisif. Orang tua menjadi pemegang aturan penuh pada pola asuh ini.
Orang tua menuntut anak untuk patuh pada dengan semua perintah yang diberikan dan apabila dilanggar, orang tua akan memberikan hukuman. Pola asuh ini mengharuskan anak untuk selalu disiplin dan taat pada aturan.
Dampak negatif dari pola asuh ini adalah seorang anak cenderung takut untuk memberikan pendapat dan susah untuk mengambil keputusan sendiri. Anak juga memiliki kemungkinan untuk melakukan berbagai macam kebohongan ketika ia tidak sedang berada dekat dengan orang tua.
-
Pola Asuh Neglectful/Uninvolved
Jenis parenting ini hanya memberikan dukungan fisik terhadap anak. Pola asuh yang menunjukkan bahwa orang tua cenderung tidak acuh ini, membuat seorang anak kekurangan dukungan psikologis dan emosional dari orang tuanya. Seorang anak tidak mendapatkan sepenuhnya pelajaran hidup dari orang tua karena membiarkan anak berkembang dengan sendirinya.
Pola asuh ini terjadi karena adanya kendala pada orang tua, seperti sibuk bekerja, perceraian, masalah kriminalitas, dan lain sebagainya. Pola asuh ini membuat anak memiliki masalah komunikasi dan kontrol emosi. Seorang anak yang tumbuh dengan pola asuh jenis ini juga cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah.
-
Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh yang dinilai paling ideal ini menerapkan gaya demokratis dan suportif. Pasalnya, orang tua memberikan keseimbangan antara aturan dan kebebasan yang diberikan kepada anak. Seorang anak diberikan kebebasan untuk memilih dan berpendapat tapi tetap dibarengi dengan aturan yang harus dipatuhi.
Anak yang tumbuh dalam pola asuh ini akan menjadi pribadi yang bisa bertanggung jawab dengan apa yang dia pilih. Seorang anak bisa mengendalikan diri serta mengetahui apa yang harus dan tidak dia lakukan. Anak juga akan merasa hangat kepada orang tuanya tapi tetap memberikan rasa hormat.
Kesimpulannya, setiap orang tua bebas memilih pola asuh yang terbaik bagi anaknya. Tidak bisa dipungkiri, mungkin saja ada orang tua yang menggabungkan beberapa pola asuh kepada anaknya.
Setiap orang tua pasti mempertimbangkan pola asuh yang mereka pilih untuk kebaikan setiap anaknya berdasarkan nilai hidup, norma, dan budaya yang ada. Oleh karena itu, sebaiknya sebagai orang tua, kita harus terus belajar dan mencari tahu apa yang terbaik untuk anak-anak kita.
Referensi:
https://hellosehat.com/parenting/anak-6-sampai-9-tahun/perkembangan-anak/gaya-pengasuhan/
One Response